Kamis, 12 Juli 2012
10 wanita Pebisnis di Indonesia
Siapa bilang jadi wanita tak bisa sukses mengurus rumah tangga sekaligus bisnis? Buktinya, 10 wanita berikut ini mampu mengibarkan bendera bisnis dan membahagiakan keluarganya. Sobat mau tau siapa sajakah mereka?
Nadia Mutia, Kloom Clogs
Hobby belanja wanita ternyata bisa juga menghasilkan uang. Adalah Nadia Mutia Rahma, sosok wanita yang mengawali bisnis dengan membuat sepatu kayu yang diberi nama Kloom Clogs. Desain produk miliknya, dibuat sendiri karena kegemarannya dalam mendesain sejak kecil.
Modal usaha yang dipakainya diperoleh ketika bekerja part time di Jepang, berbekal uang tersebut ia mengembangkan bisnis selop yang pas dan nyaman dipakai. Selain kreatif, wanita kelahiran 12 Juni 1989 ini selalu mengunggulkan kualitas dalam produk yang dibuatnya. Semua bahan yang dipakainya merupakan bahan pilihan dan dikerjakan dengan hati-hati.
Lusia Efriani, Arang Kelapa
Karena alam telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Begitulah setidaknya sosok lulusan Bahasa Inggris Universitas Airlangga ini berpikir kreatif. Lewat limbah tempurung kelapa yang mudah ditemukan di mana-mana, Lusia memandatangani kerja sama dengan perusahaan China untuk menjadi pemasok arang kelapa.
Kedengarannya memang bisnis ini sepele, namun permintaan arang kelapa yang semakin meningkat ini membuka lapangan pekerjaan baru bagi 300.000 orang.
Aldila Rizqi Eistya, dari Cardigan hingga Jumpsuit
Dan lagi-lagi hobby shopping yang dapat dikembangkan menjadi bisnis menjanjikan, Aldila, wanita berusia 22 tahun ini tampaknya cukup cermat menilai kebutuhan pasar. Dengan menjual koleksi busana muslim dan baju-baju remaja bermerek Back to Basic, Aldila meraup untung yang cukup besar.
Produknya ini bukan produk hasil luar, namun produk yang dibuat bersama saudaranya Rilla Hayatun Nifa. Masing-masing produknya dijual mulai harga 200 - 400 ribu rupiah di butik House of Dina di jalan Gejayan, Yogyakarta.
Leni Mangiri, perca batik
Usaha batik mungkin bukan usaha yang asing lagi di Indonesia. Namun, yang membedakan kali ini adalah, kain batik yang dipakai bukan kain batik utuh, melainkan perca batik. Hasil limbah dari potongan-potongan kain batik ini disulap menjadi aneka produk cantik seperti tas, selimut, sarung bantal, bedcover dan lain-lain. Keuntungannya, produk yang dihasilkan tetap cantik dan harga jualnya jauh lebih murah.
Susanti Alie, saus sambal
Sambal, hmmm... rasanya makanan tak lengkap apabila tak ada sambal. Rasa pedasnya bak menyempurnakan masakan dan menambah nafsu makan. Dari situlah Susanti Alie memulai bisnisnya. Berawal dari lahan kontrakan di sebelah rumah dengan kurang dari 10 karyawan, ia memproduksi minuman limun dan saus sambal bermerk Cabe Payung. Berperang melawan rumor saus sambal yang menggunakan bahan-bahan tidak higienis dan segar, Susan menciptakan label produk yang berkualitas dan bersaing dengan harga pasar. Sampai saat ini, bisnisnya terus berkembang dan telah dipasarkan hampir ke seluruh Indonesia.
Wendy Yap, Sari Roti
Sari Roti... roti Sari Roti... siapa yang tak mengenal jingle renyah tersebut? Di komplek perumahan, toko hingga supermarket besar, produk ini mudah ditemukan. Di balik kesuksesan produk roti ini, ada sosok wanita bernama Wendy Yap yang menjadi otak sukses produk Sari Roti. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan tercepat di Asia.
Ir. Hartati Marzuki, bisnis tanaman hias
Ketertarikan dan kecintaannya terhadap bunga memunculkan ide membuat bisnis tanaman. Aktivitas memelihara dan merawat tanaman ini merupakan aktivitas yang menyenangkan. Selain memberikan efek rileks, manfaatnya bagi alam juga cukup besar.
Dengan dukungan teman dan sahabatnya, Hartati akhirnya membuka bisnis tanaman hias. Produk hasil pembiakannya dipasarkan melalui sebuah toko yang diberi nama Re & Ray Nursery.
Evi Indrawanti, gula aren organik
Ingin menghadirkan gula aren yang lebih praktis dan higienis, Evi Indrawanti menciptakan produk gula aren organik yang memiliki kandungan gizi tinggi, serta higienis. Hingga saat ini, produk gula aren tidak terlalu beken di pasar. Padahal, gula aren ini lebih kaya nutrisi ketimbang gula tebu. Lewat CV Diva Maju Bersama, Evi memasarkan produk gulanya dan membagikan info sehat yang dibutuhkan masyarakat.
Susan Budiharjo, ibu dunia fashion Indonesia
Kerap dijuluki ibu dunia fashion Indonesia, Susan Budiharjo menelurkan karya-karya cemerlang lewat produk fashion yang dibuatnya. Koleksi busananya beragam, mulai dari yang klasik hingga yang sederhana.
Sejak kecil, kegemarannya menggambar mendorongnya mewujudkan mimpi menjadi sosok desainer terkenal di dunia. Tak hanya puas sebagai seorang desainer saja, Susan yang sempat mencicipi jurusan arsitektur di Universitas Tarumanegara ini juga mendirikan sebuah sekolah untuk membagikan ilmu yang dimilikinya kepada desainer-desainer muda Indonesia.
Dyah Purana, Kane Kane
Ingin menciptakan camilan yang sehat, tanpa bahan pengawet dan non MSG, mendorong sosok warga Malang ini menghasilkan produk keripik jamur tiram dan jamur tempe.
Dyah bereksperimen dengan penganan yang beken di kota asalnya tersebut. Dari hasil eksperimennya, tak hanya keripik jamur tiram dan keripik tempe biasa yang dihasilkannya, namun keripik dengan aneka ragam rasa yang menggugah selera. Kecintaaanya terhadap kota Malang mengawali pembuatan nama Kane Kane. Dengan ide awal kata 'enak' yang dikemas dengan boso walikan khas Malang, nama Kane Kane dibuat.
Thanks infonya menarik banget. Oiya ngomongin wanita, tau ga sih temen-teman kalo ada kesalahan besar yang sering dilakukan kaum hawa saat mengelola keuangannya? Dan itu wajib banget dihindari! Cek di sini ya: Kesalahan terbesar wanita dalam mengelola uang
BalasHapus