Jumat, 17 Agustus 2012

Berapa Harga Medali Olimpiade

Jika harga medali Olimpiade dinilai dari taksiran harga bahan baku yang ada di dalamnya, maka harga medali Olimpiade akan bervariasi dari satu Olimpiade ke Olimpiade lainnya. Untuk tahun 2012, saat Olimpiade diselenggarakan di London, medali memiliki ukuran yang terbesar dalam sejarah Olimpiade, dengan berat 400 g untuk medali emas. Dari jumlah 400 g ini, medali emas ini memiliki komposisi 364,45 g perak, 29,55 g tembaga, dan 6 g sepuhan emas 24 karat. Dengan taksiran harga emas dan perak saat ini, ini berarti medali emas di Olimpiade London bernilai sekitar Rp. 5,6 juta, dengan rincian Rp. 2,7 juta dari nilai yang berasal dari emas dan sekitar Rp. 2,9 juta yang berasal dari perak.

Medali Olimpiade London

Tentu saja, para atlet Olimpiade sering bisa mendapatkan lebih dari nilai ini ketika menjual medali mereka di pasar terbuka, terutama untuk medali penting yang memiliki nilai sejarah, seperti medali emas "Miracle on Ice" Olimpiade 1980 yang diraih oleh tim hoki putra AS. Mark Wells, salah seorang dari anggota tim tersebut, melelang medalinya pada tahun 2012 dan menerima bayaran sekitar Rp. 2,8 milyar untuk medalinya, yang ia butuhkan untuk membantu membayar perawatan medisnya.

Memang, kebanyakan medali Olimpiade yang dilelang tidak terjual sebesar ini, misalnya, medali emas renang 50 meter gaya bebas yang dimenangkan oleh Anthony Ervin pada tahun 2000, bahkan dengan iming-iming semua hasilnya akan disumbangkan bagi korban tsunami di Aceh dan Samudera Hindia sekalipun, medalinya hanya terjual seharga Rp 153 juta saja. John Konrads yang memenangkan medali emas renang 1500 meter gaya bebas pada Olimpiade tahun 1960 hanya berhasil menjual medalinya seharga Rp. 101 juta saja pada tahun 2011. Tapi nilai ini tetap lebih besar daripada nilai bahan mentah medali tersebut.

Medali emas Olimpiade tidak selalu sebagian besar terbuat dari perak. Sebelum Olimpiade 1912, medali emas Olimpiade terbuat dari emas murni seluruhnya. Namun, medali tersebut cenderung berukuran jauh lebih kecil daripada medali modern sekarang ini. Misalnya, medali emas Olimpiade 1900 di Paris hanya setebal 3,2 mm, dengan diameter 59 mm dan beratnya hanya 53 g. Sebagai perbandingan, medali Olimpiade di London tahun 2012 memiliki ketebalan 7 mm, dengan diameter 85 mm dan berat 400 g. Medali emas Olimpiade tahun 1900 di Paris, pada nilai emas saat ini, bernilai sekitar Rp. 24,2 juta. Untuk Olimpiade 1912 di Stockholm, tahun terakhir dimana medali emas terbuat dari emas murni, nilai medali emas dengan harga emas saat ini akan menjadi Rp. 10,9 juta.

Jika medali emas Olimpiade tahun 2012 saat ini terbuat dari emas murni, maka akan bernilai sekitar Rp. 182 juta masing-masing kepingnya. Hal ini tentu saja sangat mahal, mengingat betapa banyak medali yang harus diberikan selama Olimpiade ini. Sebagai contoh, dalam Olimpiade 2012 ini, sekitar 4.700 medali akan dibagikan, sehingga akan ada lebih dari 1500 medali emas yang harus disiapkan. Dengan nilai Rp. 182 juta untuk masing-masing kepingnya, panitia Olimpiade harus menyiapkan anggaran sebesar Rp. 288 milyar untuk bahan medali emas saja, belum lagi medali perak dan perunggu serta biaya pencetakan mereka.

Walaupun begitu, dengan bahan baku medali emas saat ini yang bernilai sekitar Rp. 5,6 juta, lalu Rp. 2,9 juta untuk medali perak (93% perak, 7% tembaga), dan Rp. 42 ribu saja untuk medali perunggu (yang sebagian besar terbuat dari tembaga, dengan jumlah yang sangat kecil dari seng dan timah), anggaran sekitar Rp. 13,5 milyar masih harus dikeluarkan hanya untuk menyediakan bahan baku medalinya saja, biaya tersebut belum termasuk biaya proses pembuatan bahan baku menjadi kepingan medali.
 

1 komentar: