Minggu, 22 Juli 2012

Taksi Penjajahan Belanda


Inggris banyak melahirkan mobil klasik yang banyak dicari para kolektor. Salah satunya adalah Austin. Sekalipun tidak sehebat Jaguar, Bentley dan Rolls Royce, Austin memiliki disain konservatif gaya negeri Raja Arthur. Pada kenyataannya, memang Austin dibuat untuk kasta non bangsawan yang ingin memiliki mobil.

Salah satu tipe Austin yang masuk Indonesia adalah Austin Seven produksi 1937. Mobil bermodel dua pintu dengan atap kanvas ini ternyata pernah menghiasi sejarah otomotif nasional. Tepatnya di Surabaya, mobil ini pernah dijadikan sarana transportasi umum, tepatnta berfungsi sebagai taksi. Rute yang dilalui Austin tersebut meliputi jalur pelabuhan Tanjung Perak (Wonokromo), hingga desa Sepanjang, Sidoarjo. Selain sebagai alat transportasi umum Austin Seven juga memiliki nilai sejarah. Menurut pemilik mobil ini, E.B. Santosa, kendaraan yang diciptakan oleh Herbert Austin mempunyai nilai sejarah tinggi bagi bangsa Indonesia.

Menurut ceritanya, para pejuang ’45 memakainya sebagai sarana pendukung sejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Oranye, atau sekarang disebut hotel Mojopahit.Bagi E. B. Santosa, Austin Seven merupakan mobil kenangan. Ini adalah koleksi mobil kuno pertama yang ia dibeli. Dengan harga Rp100 ribu di tahun 1973 Austin diboyong ke rumahnya. Kondisi mobil saat itu tidak bisa jalan akibat banyak komponen yang tidak berfungsi. Kalau diibaratkan manusia, mobil ini sudah kena penyakit komplikasi. “Sangat memprihatinkan deh. Jangan harap bisa jalan, di-stater saja tidak hidup,” ujar Budi panggilan akrap E.B. Santosa. Namun bagi Budi masalah itu menjadikannya patah arang. 

Dengan pengetahuan di bidang permobilan, Austin tersebut dibongkar habis atau direstorasi ulang. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan tergolong cukup lama, namun membawa hasil yang memuaskan. Buktinya Austin Seven jadi ‘laik’ jalan, ini dapat dibuktikan saat acara turing mobil kuno yang menempuh rute Surabaya – Jakarta – Palembang – Surabaya dan ke Denpasar, Bali. Dengan ketangguhan yang seperti ini menjadikan Austin Seven semakin di cintai Budi.Pemilik pabrik peralatan pertanian ini sebenarnya memilik 3 unit Austin Seven. Tapi Austin yang satu ini memiliki nilai lebih di hati Budi. Karena nilai sejarah dan kemampuannya, jadi wajar bila mobil ini mendapatkan perhatian yang lebih dibanding Austin yang lain. 

“Sampai kapanpun mobil itu tidak akan saya jual,” ungkap Budi.MIRIP KERETA KUDA Melihat disain bodinya, Austin seven masih mengadopsi disain kereta kuda. Bodinya memiliki ukuran panjang 310 cm dengan lebar 135 cm. Lembaran pelat baja digunakan sebagai pelapis bodi. Jendela dibuat terbuka lebar tanpa penutup (kaca). Pada bagian depan, terutama bagian gril terkesan penuh dan berat. Hal ini disebabkan gril dibuat vertikal dan disandingkan dengan bemper horisontal. Kedua komponen terbuat dari pelat baja yang dikrom. Head lamp diposisikan pada spakbor depan kiri-kanan. Uniknya spakbor dibuat besar dan tidak menyatu dengan bodi.Melihat ke belakang, disain bodi Austin dibuat rata. 

Di belakang pula tempat ban cadangan berada yang dibuat menyatu dengan bodi. Untuk melindungi bagian belakang mobil, bemper serupa dengan bagian depan dibuat menggunakan pelat baja dan dikrom. Pada bemper itu pulalah terdapat dua buah lampu yang dipasang secara terpisah. Memasuki ruang, Anda akan merasakan nuansa klasik dan sangat sederhana. Disain interior model seperti ini memang tidak banyak digemari. Jok depan model lama dengan hanya alas duduk dan sandaran saja. Jok tersebut dibuat dari bahan karet busa keras dan dilapisi vinil, sehingga kurang nyaman diduduki. Jok depan tidak dapat dimajumundurkan. Lain lagi dengan jok belakang yang dapat diduduki 3 orang penumpang, disainnya sangat klasik karena mirip sofa.Starter Engkol Mesin apa yang digunakan Austin Seven? 

Mobil ini menggunakan mesin dengan konfigurasi 4 silinder segaris berkapasitas 747 cc segaris dengan katup model samping. Mesin yang hanya mampu menghasilkan putaran maksimum 2.000 rpm ini bisa sanggup hingga kecepatan 60 km/jam. Mesin Austin Seven bersistem pengapian yang menggunakan platina, kondesnor dan koil. Untuk menghidupkan mesin, sistem engkol diterapkan pada mobil ini. Tidak sembarang orang dapat mengengkol mesin untuk menghidupkannya. Sebab bila salah teknik mengengkol, tangan bisa terpukul balik oleh tuas pengengkolnya. Untuk mengengkol, yang harus diperhatikan adalah cari posisi kompresi lebih dulu. 

Indikasinya dapat dirasakan dengan beratnya putaran pengengkol. Kalau kondisi ini sudah didapat maka lakukan pengengkolan dengan penuh tenaga. “Dijamin mesin akan mudah hidup,” jelas Budi yang merupakan direktur PT Agrindo Surabaya .Terinspirasi dari meja Billiard Mobil Austin Seven pertama dibuat pada tahun 1922 dan yang terakhir diproduksi pada tahun 1939. Asal mulanya mobil ini dirancang oleh seorang juru gambar Stanley Edge di rumah Herbert Austin. Inspirasinya diperoleh saat melihat meja biliard yang ada di garasi Austin. Makanya ukuran Austin seven tidak jauh berbeda dengan dimensi meja billiard.

ads

Ditulis Oleh : Anonymous Hari: Minggu, Juli 22, 2012 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar